23 Oktober 2024
Akhir-akhir ini istilah “Doom Spending” menjadi sorotan yang ramai dibicarakan pada media sosial. Fenomena doom spending merajuk kepada istilah yang saat ini sedang terjadi pada kalangan milenial dan generiasi Z.
Menyebarnya fenomena doom spending, tidak lepas dari budaya konsumtif yang terjadi pada kalangan milenial dan gen Z yang kurang mempertimbangkan kondisi finansial dan cenderung terpengaruh emosi baik rasa cemas, ataupun stress release.
Lalu apa itu doom spending? Simak pembahasan dibawah ini ya!
Fenomena doom spending yang saat ini terjadi pada generasi milenial dan Z, merupakan bentuk kegiatan impulsif membelanjakan atau menghamburkan uang untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan dan tanpa pikir panjang. Fenomena doom spending ini, merupakan manifestasi dari rasa cemas yang dimiliki seseorang terhadap ketidakpastian kondisi ekonomi dengan alibi sebagai sarana untuk menghilangkan stres dan pengalihan pikiran.
Mengutip dari The Simplicity Habit, berdasarkan hasil survei ditemukan bahwa sebanyak 27% orang menghabiskan uangnya untuk mengatasi stres. Mayoritas hal ini dilakukan oleh mereka yang berada pada rentang usia 20 sampai dengan 30 tahunan akan tetapi, hal ini juga bisa terjadi pada kelompok usia lainnya.
Jika kondisi ini terus dilakukan dan tidak segera di atasi, tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi kondisi finansial dimasa depan. Mereka akan merasa bahwa menabung bukan merupakan hal yang penting dan kebahagian saat ini merupakan hal terpenting.
Mengutip dari hypeabis.id, berdasarkan data Intuit’s Prosperity Index Study, sebanyak 73% generasi Z ragu untuk menetapkan tujuan finansial jangka panjang mereka, termasuk merencanakan dana pensiun. Namun, tak hanya kelompok itu saja, lebih dari seperempat orang Amerika Serikat juga mengaku menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak diperlukan sebagai cara untuk melarikan diri dari stres.
Melansir dari Bisnis.com, selain karna kondisi ekonomi yang tidak pasti, salah satu penyebab generasi milenial dan Z melakukan doom spending karena stres. Sering menghabiskan uang untuk traveling atau makan enak, maka dirasa hal tersebut akan mengurangi tingkat stres mereka.
Memang, terapi belanja dan konsumerisme secara umum telah lama digunakan untuk kepuasan instan, terutama saat orang sedang sedih. Namun, belanja untuk hal-hal yang tidak diinginkan dan tanpa pikir panjang dapat memperburuk kondisi finansial, tidak mempunyai tabungan atau dana pensiun, serta sering kali terlilit utang.
Jika saat ini kamu pernah atau sedang melakukan doom spending, alangkah lebih baik untuk mengontrol diri agar kondisi finansial kamu dimasa depan tidak terpuruk. Berikut beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi doom spending:
1. Bijak dalam berbelanja
Saat kamu ingin membeli barang, penting untuk memikirkan kembali apakah memang kamu membeli tersebut karena butuh atau dorongan emosi belaka. Mungkin jawabannya yang akan sering di dengar adalah “ya, karena butuh!” tapi, coba pikirkan sekali lagi. Apakah memang saat ini barang tersebut merupakan kebutuhan yang mendesak, atau bisa ditunda terlebih dahulu. Dengan mempertimbangkan kembali akan membantu kamu lebih bijak dalam membeli barang.
2. Buat anggaran belanja
Salah satu strategi agar dapat mengontrol pengeluaran bulanan adalah dengan membuat anggaran belanja. Anggaran belanja dapat membantu kamu dalam mengelola dana sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti kebutuhan belanja bulanan, bayar sewa tempat tinggal, cicilan, dan menyisihkan tabungan untuk dana darurat atau pensiun. Menetapkan anggaran dapat memberikan batasan dan membantu kamu membuat keputusan yang lebih tepat tentang cara menggunakan uang yang dimiliki.
3. Batasi penggunaan media sosial
Agar dapat mencegah doom spending, hentikan kebiasaan doom scrolling, yakni kebiasaan memantau media sosial dan platform pemberitaan lainnya dengan berlebihan. Doom scrolling membuat orang-orang terobsesi dengan berita-berita negatif, khususnya terkait situasi perekonomian negara.
Meskipun tak ada salahnya untuk mengikuti berita terbaru, tapi kalau berlebihan bisa membuat pesimis dengan masa depan. Selain itu, media sosial juga membuat publik terpapar dengan gaya hidup mewah orang-orang, sehingga menciptakan efek FOMO. Padahal apa yang mereka perlihatkan di dunia maya belum tentu sesuai dengan kenyataannya.
Cobalah untuk rehat sejenak dari gadget, lakukan aktivitas seperti olahraga atau bersosialisasi dengan orang-orang. Selain menciptakan pola pikir yang lebih positif, algoritma media sosialmu juga mulai memperlihatkan lebih banyak konten yang menyenangkan.
4. Biasakan menabung walaupun sedikit
Cobalah menyisihkan 10 sampai 15 persen dari pemasukan untuk tabungan dana pensiun masa depan. Kalaupun tidak memungkinkan saat ini, tidak apa-apa untuk menabung dalam jumlah sedikit daripada tidak sama sekali.
Selain itu, cobalah untuk membuat target jumlah tabungan yang realistis supaya mudah dicapai. Ini akan menciptakan rasa bangga tersendiri dan memotivasi kebiasaan menabung dengan konsisten. Seiring waktu kita akan terdorong untuk menabung lebih banyak dan menetapkan goals yang lebih besar dalam hidup.
5. Bersyukur
Kebiasaan baik lainnya yang dapat kamu miliki dalam hidup dan cara untuk menghindari doom spending adalah fokus pada rasa syukur. Renungkan setiap hal yang kamu miliki dan sudah gapai saat ini, akan membantu kamu merasa lebih bahagia dan tidak akan mencari lebih banyak barang untuk mengisi kekosongan yang dirasa.
Kenali atau tulis setiap pencapaian yang sudah digapai saat ini dan ucapkan terimakasih kepada diri sendiri. Menjadikan orang lain sebagai tolak ukur keberhasilan memang tidak salah dan dapat memotivasi diri namun, kamu harus ingat sejauh mana kemampuan yang dimiliki dan usaha yang telah dilakukan. Tidak salah jika kita memperlambat sedikit langkah dan menikmati setiap pencapaian yang ada. Semua orang punya jalan “finish” nya masing-masing.
Membiasakan diri untuk bersyukur dalam hidup akan membantu kamu tetap fokus pada apa yang sudah dimiliki daripada mencari hal-hal baru untuk ditambahkan ke dalam hidup.
Sumber:
11 Juli 2023
Hindari Kebiasaan Ini Saat Pagi Hari, Bisa Picu Stres Seharian
TipsStresPagi29 Mei 2023
3 Hal Penting Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Interview
TipsInterviewWawancaraKerjaCari kerja08 Mei 2023
5 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Saat Menerima Offering Letter
TipsKerjaCari KerjaOffering LetterPenawaran23 Januari 2023
Cara Mengatasi Burnout Saat Bekerja
TipsBurnoutKerja