26 Maret 2023
Berkembangnya perusahaan startup di Indonesia, tak sedikit mendorong masyarakat berbondong-bondong untuk mencoba peluang berkarier disana. Bahkan survei yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF) terhadap 56 ribu pemuda berusia 15-35 tahun di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) menunjukkan sebanyak 33% responden ingin bekerja di perusahaan rintisan (startup) atau mendirikan perusahaan rintisan di masa depan. Angka tersebut menunjukkan peningkatan 2% dibandingkan jumlah responden yang bekerja atau mendirikan perusahaan rintisan saat ini sebesar 31%.
Membangun perusahaan startup agar tumbuh berkembang menjadi perusahaan yang besar bahkan menjadi unicorn, decacorn, hingga hectocorn bukanlah perkara mudah. Bahkan tidak sedikit perusahaan startup yang harus gulung tikar dan melakukan layoff terhadap pegawainya saat menghadapi perkembangan ekonomi yang fluktuatif dan pandemi covid-19 yang melanda pada tahun 2021. Beberapa perusahaan startup yang melakukan layoff terhadap pegawai diantaranya Shopee Indonesia, Ajaib, Goto, Ruangguru, dan JD.id. Hal ini berakar dari keuangan perusahaan yang terus menyusut, sehingga perusahaan memilih untuk melakukan PHK secara besar-besaran untuk menjaga perusahaan agar tetap bertahan. Fenomena yang saat ini melanda perusahaan startup dikenal sebagai fenomena bubble burst.
Fenomena bubble burst merupakan sebuah kondisi pertumbuhan ekonomi yang diawali dengan peningkatan yang pesat dengan ditandai nilai aset yang meroket tajam dan diakhiri dengan penurunan yang sangat cepat pula. Penurunan itulah yang disebut sebagai bubble burst atau ledakan gelembung.
Fenomena bubble burst yang melanda perusahaan startup, harus disikapi penuh kewaspadaan bagi calon pekerja dan pegawai. Berdasarkan kutipan dalam artikel Hypeabis.id, Ahmad Mawardi, Talent Acquisition di MNC Bank menyampaikan kiat penting yang harus diperhatikan bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan. Menurutnya, ada beberapa poin yang acap kali dilupakan saat mencari pekerjaan.
“Tidak sedikit orang yang mengabaikan kualifikasi pekerjaan, padahal hal itu penting di samping pengalaman kerja dan kompetensi yang spesifik,” kata Ahmad dalam webinar bersama Sampoerna University Bright Future Talks yang mengangkat tema Be A Resilient Talent in Bubble Burst Era.
Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pegawai bahkan calon pekerja saat menghadapi fenomena bubble burst:
1. Tingkatkan kompetensi diri
Kompetensi diri adalah kombinasi dari kemampuan, keterampilan, sikap, perilaku dan pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang baik. Dalam meningkatkan kompetensi diri, pegawai dapat mengikuti pelatihan ataupun seminar yang berkaitan dengan pekerjaan saat ini. Selain itu, ikut terlibat dalam project dapat meningkatkan pengetahuan dan skill yang dimiliki.
2. Bangun personal branding
Membangun personal branding bagi pegawai atau calon pekerja, dapat dimulai dengan memperbaiki akun media sosial seperti Instagram atau Linkedin. Perbarui deskripsi tentang diri, kemampuan yang dimiliki, serta terus asah keterampilan diri.
3. Bangun koneksi
Membagun koneksi atau networking merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan. Manfaat yang di dapatkan dengan memperluas koneksi adalah membantu pegawai atau calon pekerja, untuk menemukan peluang karier, mengetahui perkembangan dalam industri pekerjaan, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Mulailah dengan ikut kedalam komunitas, gunakan media sosial, dan jaga hubungan baik dengan rekan-rekan terdekatmu agar networking bisa lebih luas.
4. Tingkatkan skill
Salah satu upaya agar dapat tahan gempuran dari fenomena bubble burst adalah dengan meningkatkan skill yang dimiliki. Coba fokus dan geluti skill spesifik yang dimiliki saat ini guna mempermudah dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, kembangkan beberapa skill yang sekiranya berkaitan dengan pekerjaan agar kamu dapat lebih berkembang dan mampu bersaing di era bubble burst.
Sumber:
https://digitalbisa.id/artikel/kenali-istilah-bubble-burst-dalam-startup-IcJrb
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/08/19/mayoritas-generasi-muda-di-asean-ingin-bekerja-untuk-startup
https://greatdayhr.com/id-id/blog/kompetensi/
https://hypeabis.id/read/12559/4-cara-membangun-branding-digital-ala-profesional-di-linkedin
https://glints.com/id/lowongan/networking-adalah/#.ZBblrC8RpN0
29 Juli 2024
Tips Menjadi Pribadi yang Konsisten
KonsistenTipsTips Menjadi KonsistenKesuksesanSukses dengan KonsistenApa itu konsisten04 November 2022
Tips Atur Keuangan Di Akhir Bulan
keuangantipsmanage14 September 2023
Hustle Culture: Bahaya Bangga Bekerja Berlebihan
Hustle CultureKarierPekerjaanTipsDampak